Pages

Selasa, 31 Januari 2012

Perawatan Wajah dan Pencerah Wajah 'ala Islam


1. DENGAN BER WUDLU
Berdasarkan Al-Qur'an Surat Al-Maidah 6 :
“Hai orang orang yg beriman apabila kamu hendak mendirikan sholat maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai dengan siku dan sapulah kepalamu dan tanganmu sampai dengan kedua mata kaki dst.
* Ketika membasuh wajah dalam ber wudlu
Ya Allah jadikanlah wajahku putih berseri di hari putihnya muka muka dan hitamnya muka muka.
"Allahumma bayyidh wajhii yauma tabyadhdhu wujuuh wa taswaddu wujuuh"

* Ketika bersisir / bercermin
Yaa Allah sebagaimana Engkau menciptakan aku dengan sebaik baiknya, maka perbaikilah kelakuanku / akhlaqku
"Allahumma kamaa hasanta kholqi fa hassin khuluqii"

* Ketika dalam shalat
Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan lurus berserah diri dan aku bukanlah orang yang menyekutukan Allah.
"Wajahtu wajhiya lilladzi fathoros samaawaati wal ardho haniifan musliman wa maa ana minal musyrikiin".

2. DENGAN SUJUD
"Sajada wajhi lilladzii kholaqohu wa showwarohu wa saqoo sam’ahu wa bashorohu fatabarokallahu ahsanul khooliqiin".
Aku sujudkan wajahku kepada Dzat yang menciptakannya dan memberikan rupa dan memberinya pendengaran dan penglihatan, Maha Berkah Allah Sebaik baik Pencipta.

3. DENGAN MENYEBARKAN SALAM
Ketika kita mengucapkan "salam" kepada saudara kita sesama muslim otomatis wajah kita cerah/ berseri seri.
Hadits Nabi :
"Janganlah kamu memandang remeh kebaikan sekecil apapun, seperti kamu menemui sudaramu dengan wajah berseri seri".

4. DENGAN MEMPERBANYAK SENYUMAN
Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.
"Tabassumuka fii wajhi akhiika sodaqoh"

Ketenangan hati karena berdzikir dan sujud membuat wajah kita mudah senyum, wajah kita damai, wajah merupakan jendela untuk melihat apa yang bergejolak di dalam hati.

5. DENGAN MENGHILANGKAN IRI DAN DENGKI
* Orang yang di hatinya dipenuhi rasa iri dan dengki , tentunya akan sulit sekali tersenyum, bahkan mukanya akan selalu masam, cemberut, muram dan sinis.
* Orang yang di hatinya bersih dari rasa iri dan dengki, akan berwajah tenang, tenteram, penuh senyum dan penuh kelembutan.

6. DENGAN MENYAYANGI DAN MENYANTUNI ANAK ANAK YATIM
Dengan banyak bergaul, menyayangi dan menyantuni anak anak yatim/ piatu hati kita akan menjadi lembut. Dan kelembutan itu akan terpancar dari wajah kita, hingga wajah kita menjadi teduh dan enak dipandang orang.


Hasil Perawatan Wajah
* Di dunia wajah kita selalu cerah dan jernih mudah tersenyum, damai, teduh
* Di hari kiamat : wajah kita jadi putih berseri pada hari di mana manusia terbagi menjadi dua golongan :

Golongan yang wajahnya putih berseri

Golongan yang wajahnya hitam

* Di hari kiamat kita dikenali dengan bekas bekas sujud di wajah kita. ( ta’rifu fii wujuuhihim min atsaris sujuud )



Sumber : http://www.klikunic.com/

Hana Tajima Simpson: Adorable Hijab Girl From London

Hana Tajima Simpson: Adorable Hijab Girl From London

Senin, 30 Januari 2012

Mengendalikan Emosi


Emosi dan perasaan akan bergolak dikarenakan dua hal; kegembiraan
yang memuncak dan musibah yang berat. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya aku melarang dua macam ucapan yang bodoh lagi
tercela: keluhan tatkala mendapat nikmat dan umpatan tatkala mendapat
musibah."
Dan, Allah berfirman,
{(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dan kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.}
(QS. Al-Hadid: 23)
Maka dari itulah, Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya kesabaran itu ada pada benturan yang pertama." Barangsiapa mampu menguasai perasaannya dalam setiap peristiwa, baik yang memilukan dan juga yang menggembirakan, maka dialah orang yang sejatinya memiliki kekukuhan iman dan keteguhan keyakinan. Karena itu pula, ia akan memperoleh kebahagiaan dan kenikmatan dikarenakan keberhasilannya mengalahkan nafsu. Allah s.w.t. menyebutkan bahwamanusia adalah makhluk yang senang bergembira dan berbangga diri.
Namun, menurut Allah, ketika ditimpa kesusahan manusia mudah berkeluh kesah, dan ketika mendapatkan kebaikan manusia sangat kikir. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya. Itu karena merekalah orang-orang yang mampu berdiri seimbang di antara gelombang kesedihan yang keras dengan dan luapan kegembiraan yang tinggi. Dan mereka itulah yang akan senantiasa bersyukur tatkala mendapat kesenangan dan bersabar tatkala berada dalam kesusahan.
Emosi yang tak terkendali hanya akan melelahkan, menyakitkan, dan meresahkan diri sendiri. Sebab, ketika marah, misalnya, maka kemarahannya akan meluap dan sulit dikendalikan. Dan itu akan membuat seluruh tubuhnya gemetar, mudah memaki siapa saja, seluruh isi hatinya tertumpah ruah, nafasnya tersengal-sengal, dan ia akan cenderung bertindak sekehendak nafsunya. Adapun saat mengalami kegembiraan, ia menikmatinya secara berlebihan, mudah lupa diri, dan tak ingat lagi siapa dirinya.
Begitulah manusia, ketika tidak menyukai seseorang, ia cenderung menghardik dan mencelanya. Akibatnya, seluruh kebaikan orang yang tidak ia sukai itu tampak lenyap begitu saja. Demikian pula ketika menyukai orang lain, maka orang itu akan terus ia puja dan sanjung setinggi-tingginya seolah-olah tak ada cacatnya. Dalam sebuah hadist dikakatan:
"Cintailah orang yang engkau cintai sewajarnya, karena siapa tahu ia akan menjadi musuhmudi lain waktu, dan bencilah musuhmu itu sewajarnya, karena siapa tahu dia menjadi sahabatmu di lain waktu."
Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda, "Ya Allah saya minta pada-Mu keadilan pada saat marah dan lapang dada."
Barangsiapa mampu menguasai emosinya, mengendalikan akalnya dan menimbang segalanya dengan benar, maka ia akan melihat kebenaran, akan tahu jalan yang lurus dan akan menemukan hakekat.
{Sesungguhnya, Kami telah mengutus rasul-rasul dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.}
(QS. Al-Hadid: 25)
Islam mengajarkan keseimbangan norma, budi pekerti, dan perilaku sebagaimana ia mengajarkan manhaj yang lurus, syariat yang diridhai, dan agama yang suci.
{Dan, demikianlah (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan.}
(QS. Al-Baqarah: 143)
Keadilan merupakan tuntutan yang ideal sebagaimana ia dibutuhkan dalam penerapan hukum. Itu terjadi, karena pada dasarnya Islam dibangun di atas pondasi kebenaran dan keadilan. Yakni, benar dalam memberitakan berita-berita Ilahi dan adil dalam menetapkan hukum, mengucapkan perkataan, melakukan tindakan dan berbudi pekerti. Dan,
{Telah sempurnalah kalimat Rabb-mu (al-Qur'an) sebagai kalimat yang benar dan adil.}
(QS. Al-An'am: 115)


Sumber : La Tahzan Book "Don't Be Sad"

40 Keistimewaan Wanita Menurut Islam


1. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 70 orang pria yang soleh.
2. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah S.W.T. dan orang yang takutkan Allah S.W.T. akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.
3. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah.
4. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak pria. Maka barang siapa yang menyukakan anak perempuan seolah- olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S.
5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah S.A.W.) di dalam syurga.
6. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.
7. Daripada Aisyah r.a. “Barang siapa yang diuji dengan se Suatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.
8. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.
9. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.
10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
11. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).
12. Aisyah r.a. berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah S.A.W., siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda, “Suaminya.” “Siapa pula berhak terhadap pria?” tanya Aisyah kembali, Jawab Rasulullah S.A.W. “Ibunya.”
13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dia kehendaki.
14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T. memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).
15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T. menatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.
16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T. mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah S.W.T.
17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.
18. Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.
19. Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T. memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah S.W.T.
20. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.
21. Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk dari pada 1,000 pria yang jahat.
22. Rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.
23. Wanita yang memberi minum air susu ibu (asi) kepada anaknya daripada badannya (susu badannya sendiri) akan dapat satu pahala dari pada tiap-tiap titik susu yang diberikannya.
24. Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad
25. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.
26. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut.
27. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.
28. Wanita yang memerah susu binatang dengan “bismillah” akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.
29. Wanita yang menguli tepung gandum dengan “bismillah”, Allah akan berkatkan rezekinya.
30. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di baitullah.
31. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.
32. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari.
33. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.
34. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.
35. Jika wanita melayani suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.
36. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempo(2½ thn),maka malaikat-malaikat dilangit akan khabarkan berita bahwa syurga wajib baginya. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.
37. Jika wanita memicit/mijat suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memicit suami bila disuruh akan mendapat pahala 7 tola perak.
38. Wanita yang meninggal dunia dengan keredhaan suaminya akan memasuki syurga.
39. Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.
40. Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat, tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya yaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah.



Sumber : http://ceritateladan.com/

25 Tips Agar Shalat Khusyu :)


Menghadirkan khusyu’ dalam sholat dalam dilakukan melalui dua cara. Pertama: mengupayakan amalan-amalan yang merangsang kekhusyu’an dan kedua: menghilangkan hal-hal yang merusak kekhusyu’an.

Adapun amalan-amalan yang mengantarkan kepada kekhusyu’an adalah sbb:

1). Persiapkan diri untuk sholat. Itu dimulai dengan mendengarkan adzan dan mengikutinya, berdoa adzan, memperbaiki wudlu, berdoa setalah wudlu, melakukan siwak sebelum sholat, mempesiapkan baju sholat, tempat sholat dan menunggu waktu sholat. Bukan bergegas sholat ketika waktu hampir lewat.

2). Thoma’ninah: yaitu berhenti sejenak pada setiap rukun-rukun sholat. Dalam hadist diriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. ketika sholat, beliau melakukan thma’ninah hingga semua anggota badan beliau kembali pada tempatnya. (H.R. Abu Dawud dll.) Dalam hadist lain Rasulullah s.a.w. bersabda:”Seburuk-buruk pencuri adalah pencuri sholat. Bagaimana itu wahai Rasulullah, tanya sahabat. “Mereka yang tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya. (H.R. Ahmad dan Hakim: sahih). Seseorang tidak akan bisa khusyu’ tanpa thoma’ninah ini karena cepatnya pergerakan sholat telah menghilangkan kekhusyu’an dan konsentrasi hati.

3). Ingat kematian saat sholat. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:”Ingatlah mati saat kamu sholat, sesungguhnya seseorang yang ingat mati saat sholat maka ia akan memperbaiki sholatnya, dan sholatlah seperti sholatnya orang yang mengira itu sholatnya yang terakhir” (Dailami: sahih). Rasul juga pernah berpesan kepada Abu Ayub r.a. “Sholatlah seperti sholatnya orang yang pamitan” (Ahmad: sahih).

4). Tadabbur (menghayati) ayat-ayat Quran yang dibaca saat sholat, begitu juga dzikir-dzikir dan bacaan sholat lainnya lainnya serta menyerapkannya dalam diri mushalli.

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ (29)
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (Shad:29).

Dari Hudzaifah r.a. :Aku sholat di belakang Rasulullah s.a.w., satu malam. Beliau membaca dengan bebas. Ketika melewati ayat di dalamnya ada tasbih, beliau bertasbih, ketika melewati ayat permintaan beliau meminta dan ketika melewati ayat minta perlindungan, beliau pun meminta perlindungan” (Muslim).

Tadabbur dan tafakkur terhadap ayat-ayat Allah merupakan pengantar kekhusyu’an. Begitu juga menangis saat mendengar atau membaca ayat-ayat Allah. Allah berfirman:
وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا
Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.(Isra’:109).

Atho’ pernah bertanya kepada Aisyah r.a.: ceritakan kepadaku apa yang paling kau kagumi dari Rasulullah, lalu Aisyah menangis. Suatu malam Rasulullah s.a.w. berdiri untuk sholat, beliau berkata: Wahai Aisyah biarkan aku menyembah Tuhanku. Sesungguhnya aku senang bersamamu dan aku senang menyenangkanmu”. Lalu beliau pun bangun dan sholat, lalu beliau sholat sambil menangis sehingga lantai kamarku basah karena air mata beliau. Lalu berkumandanglah adzan Bilal untuk subuh, ketika Bilal melihat mata Rasulullah basah karena menangis, Bilal pun bertanya:”Wahai Rasulullah, untuk apa engkau menangis padahal Allah telah mengampunimu dosamu yang lalu dan yang akan datang? Rasul menjawab: Wahai Bilal aku lebih suka untuk menjadi hamba yang banyak bersyukur. Malam ini diturunkan kepadaku ayat yang ruglilah orang yang membacanya dan tidak menghayatinya, yaitu ayat Ali Imran 190-194. (Ibnu Hibban:sahih).

5). Membaca ayat satu-satu. Ini juga mengantarkan kepada khusyu’ karena mengantarkan kepada pamahaman dan penghayatan. Umi Salamah berkata bahwa Rasulullah membaca fatihah dalam sholat dengan basmalah, lalu berhenti lalu membaca hamdalah lalu berhenti lalu membaca arrohmaanirrohiiim dan seterusnya. (Abu Dawud: sahih).

6). Memperindah bacaan Quran dan tartil dapat mengantarkan kepada kekhusyu’an. Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلۡمُزَّمِّلُ قُمِ ٱلَّيۡلَ إِلَّا قَلِيلاً۬ نِّصۡفَهُ ۥۤ أَوِ ٱنقُصۡ مِنۡهُ قَلِيلاً أَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلاً
Hai orang yang berselimut [Muhammad], (1) bangunlah [untuk sembahyang] di malam hari [1] kecuali sedikit [daripadanya], (2) [yaitu] seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, (3) atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan. (Muzammil 1-4)

Rasulullah s.a.w. berpesan:”Perindahlah al-Qur’an dengan suaramu yang merdu, karena suara yang indah akan memperindah al-Quran” (Hakim:sahih). Dalam hadist lain beliau bersabda:”Sesungguhnya seindah-indah suara orang membaca Quran, adalah kalau ia membaca maka orang-orang yang mendengarnya akan takut kapada Allah. (Ibnu Majah: sahih).

7). Beranggapan bahwa saat sholat ia sedang menghadap kepada Allah. Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w. bersabda:”Sesungguhnya kalian apabila sholat maka sesungguhnya ia sedang bermunajat (bertemu) dengan Tuhannya, maka hendaknya ia mengerti bagaimana bermunajat dengan Tuhan. Hakim: sahih).

8). Memperhatikan pembatas depan sholat. Sebaiknya ketika sholat menghadap pembatas depan, misalnya dinding atau pembatas yang polos. Tujuannya adalah agar pandangan mata kita tidak terganggu oleh obyek-obyek visual yang mengganggu konsentrasi kita. Rasulullah s.a.w. bersabda” Hendaklah kalian ketika sholat menaruh pembatas di depannya agar syetan tidak memutuskan sholatnya” (Abu Dawud: sahih). Sebaiknya pembatas tersebut berjarak tiga jengkal dari tempatnya berdiri dan sejengkal dari tempat sujudnya. (Fathul Bari).

9). Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada. Rasulullah s.a.w. bersabda: Kami para nabi diperintahkan agar dalam sholat meletakkan tangan kanan di atas atas tangan kiri (Thabrani:sahih). Imam Ahmad menjelaskan bahwa tujuannya adalah agar kita menundukkan diri di depan Allah dengan khusyu’. Ibnu Hajar mengatakan bahwa sikap seperti itu adalah sikap seorang yang meminta dengan merendahkan diri dan sikap seperti itu lebih mengantarkan kepada kekhusyu’an.

10). Mengarahkan pandangan mata pada tempat sujud. Dai Aisyah r.a. Rasulullah s.a.w. ketika sholat beliau menundukkan kepalanya dan pandangannya tertuju ke tempat sujud. (Hakim:sahih). Begitu juga ketika beliau memasuki Ka’bah beliau tidak memalingkan pandangannya dari tempat sujudnya hingga keluar dari Ka’bah”. (Hakim: sahih).

Bagaimana dengan pendapat sebagian orang yang melakukan sholat dengan memejamkan mata dengan dalih itu bisa mengantarkan kepada kekhsyu’an. Sesungguhnya itu bertentangan dengan contoh yang diberikan Rasulullah s.a.w. Beliau diriwayatkan tidak pernah sholat dengan memejamkan mata. Namun demikian para ulama beda pendapat mengenai masalah itu. Imam Ahmad mengatakan memejamkah mata saat sholat hukumnya makruh karena itu kebiasaan orang Yahudi. Sebagian ulama mengatakan tidak makruh asalnya demi tujuan baik, misalnya kalau tidak memejamkan mata terganggu oleh obyek-obyek visual yang ada di depannya atau di sekitar tempat sholat, maka memejamkan mata pada kondisi seperti itu dianjurkan.

11). Sebagian ulama melihat bahwa meragamkan bacaan sholat dapat mengantarkan kepada kekhusyu’an karena menciptakan suasana baru dalam melaksanakan sholat. Misalnya redaksi bacaan doa iftitah, ruku’, sujud, I’tidal, duduk antara dua sujud dan tashahhud ada beberapa riwayat sahih yang berbeda-beda. Membacanya dengan redaksi yang berbeda-beda dapat mempersegar suasana sholat dan mengantarkan kepada kekhusyu’an. Begitu juga bacaan-bacaan surat setelah fatihah dapat dilakukan dengan variasi ayat yang berbeda-beda.

12). Disunnahkan membaca ta’awwudz (أغوذ بالله من الشيطان الرجيم) ketika merasakan ada gangguan konsentrasi dalam sholat. Konon ketika seorang hamba hendak melaksanakan sholat, syetan menurunkan pasukannya yang disebut Khanzab untuk mengganggu orang sholat. Abi ‘Ash r.a. berkata kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah syetan telah mengganggu sholatnya dan membolak balikkan bacaannya, Rasulullah bersabda: Itu syetan bernama Khanzab kalau kamu merasakannya maka bacalah ta’wudz lalu tiuplah ke kiri tiga kali”. Iapun melakukannya dan syetan tidak lagi mengganggunya. (Muslim).

Rasulullah juga mengingatkan: Kalau kalian sholat maka datanglah syetan mengganggu kalian, sehingga kalian lupa hitungan rakaatnya. Kalau kalian merasakannya maka sujudlah dua kali ketika ia duduk (Bukhari).

Rasulullah juga mengingatkan bahwa Syetan datang kepada kalian ketika sholat lalu membuka tempat duduk kalian, lalu ia merekayasa agar dia ragu apa kentut apa tidak, kalau kalian merasakan itu janganlah membatalkan sholat hingga dengar suara atau mencium bau (Thabrani: sahih). Bahkan konon syetan juga menganggu orang yang sholat dengan isu-isu kebaikan seperti masalah dakwah, masalah sunnah, masalah keilmuan dan politik agar sholatnya tidak lagi terfokus.

13). Bacalah cerita orang solih terdahulu bagaimana mereka berkhusyu’ dalam sholatnya. Ali r.a. ketika hendak sholat maka mukanya berubah, lalu ia ditanyai tentang itu, beliau menjawab: datang waktu ketika amanah ditawarkan kepada langit, bumi dan gunung-gunung tapi mereka menolak tapi aku kini membawanya. Konon mereka ketita sholat memerah wajahnya karena takut akan menghadap Allah. Salah seorang sahabat diceritakan terkena panah saat berperang, lalu ia minta agar dicabut saat ia sholat karena saat itu ia lupa semuanya dan hanya ingat Allah.

14). Berdoa dalam sholat, khususnya saat sujud. Rasulullah s.a.w. bersabda:”Kondisi paling antara hamba dan Tuhannya adalah saat sujud, maka perbanyaklah doa” (Muslim).
Dzikir setelah sholat. Setelah melaksanakan sholatnya hendaknya seorang hamba melakukan dzikir selesai sholat untuk memperkuat dan menyempurnakan sholatnya. Tentu saja tidak hanya dzikir dalam lisan tapi juga diresapi makna dan kandungannya.

Adapun perkara-perkara yang mengganggu kekhusyu’an adalah sbb:
1. Membersihkan tempat sholat dari hal-hal yang mengganggu konsentrasi seperti gambar-gambar dan ornamen yang menarik perhatian orang sholat. Aisyah r.a. pernah mempunyai kelambu di rumahnya berwarna-warni, lalu Rasulullah memintanya agar menyingkirkan itu karena itu mengganggu sholat beliau. (Bukhari).

Maka hendaknya melakukan sholat di tempat yang jauh dari kebisingan dan banyak orang lalu lalang, tempat orang ngobrol, apalagi tempat hiburan dan bersenang-senang karena itu akan mengganggu kekhusyu’an sholat. Begitu juga agar lokasi sholat tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Rasulullah s.a.w. memerintahkan agar para sahabat melakukan sholat dhuhur saat cuaca agak dingin.

2. Memakai pakaian yang polos dan tidak banyak warna. Karena itu akan menarik pandangan mushalli dan mengganggu konsentrasinya dalam sholat. Rasulullah pernah sholat dan terganggu dengan kelambu Aisyah yang berwarna-warni lalu beliau meminta untuk menyingkirkannya. (Bukhari dll.).

3. Hindari solat di waktu makan. Rasulullah s.a.w. bersabda”Tidak baik sholat di hadapan makanan” (Muslim). Riwayat lain mengatakan “Ketika maka malam sudah siap dan datang waktu sholat, maka dahulukan makan malam” (Bukhari).

4. Hindari menahan buang air besar, kecil dan angin. Rasulullah s.a.w. melarang sholat sambil menahan kencing (Ibnu Majah:sahih). Riwayat lain mengatakan bahwa Rasululllah s.a.w. bersabda kalau kalian akan sholat dan ingin ke wc maka pergilah ke wc dulu (Abu Dawud:sahih).

5. Hindari sholat dalam keadaan ngantuk berat. Rasulullah s.a.w. bersabda “Kalau kalian sholat dan ngantuk maka tidurlah hingga ia mengerti apa yang dikatakan” (Bukhari). Riwayat lain dengan tambahan: ditakutkan ketika kalian ngantuk dan melakukan sholat maka ia tidak sadar maunya meminta ampunan Allah tapi malah mengumpat dirinya. (Bukhari)

6.Hindari sholat di tempat yang kurang rata atau kuarng bersih karena itu akan menganggu konsentrasi saat sujud. Rasulullah s.a.w. bersabda “Janganlah kau membersihkan tempat sujudmu (dari kerikil) saat sholat, kalau terpaksa melakukannya maka itu cukup sekali (Abu Dawud:sahih).

7. Jangan membaca terlalu keras sehingga mengganggu orang sholat di samping kita. Rasulullah s.a.w. bersabda “Ingatlah bahwa kalian semua menghadap Allah, janganlah saling mengganggu, jangan membaca lebih keras dari saudaranya dalam sholat” (Abu Dawud: sahih).

8. Jangan tengak-tengok saat sholat. Rasulullah s.a.w. mengingatkan bahwa tengak-tengok dalam sholat adalah gangguan syetan. (Bukhari). Dalam hadist lain dikatakan “Allah senantiasa melihat hambanya saat sholat selama ia tidak menengok, kalau menengok maka Allah meninggalkannya” (Abu Dawud: sahih).

9. Jangan melihat ke arah atas. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda “Ada orang-orang sholat sambil menghadap ke atas, mudah-mudahan matanya tidak kembali” (Ahmad:sahih).

10. Menahan mulut ketika ingin menguap. Sabda Rasulullah s.a.w. Ketika kalian menguap saat sholat, maka tahanlah sekuatnya karena syetan akan masuk ke mulut kalian” (Muslim).

11. Jangan sholat seperti tingkah laku binatang. Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w. melarang sholat seperti patukan gagak, duduknya harimau dan menjalankan ibadah di tempat yang satu seperti onta (Ahmad: sahih).

Akhirnya, khusyu’ ini berat tapi dapat kita jalankan melalui latihan dan membiasakan diri. Salah satu upaya agar kita dapat melakukan khusyu’ dengan mudah adalah dengan memperbanyak doa:
اللَّهُمَّ طَهِّرْنِي بِالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَالْمَاءِ الْبَارِدِ ، اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِي مِنَ الْخَطَايَا كَمَا طَهَّرْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ ، وَبَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ ذُنُوبِي كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ ، وَنَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ ، وَدُعَاءٍ لاَ يُسْمَعُ ، وَعِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ هُؤُلاَءِ الأَرْبَعِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِيشَةً نَقِيَّةً وَمَيْتَةً سَوِيَّةً وَمَرَدًّا غَيْرَ مُخْزٍى.

Mudah-mudahan bermanfaat.

Disusun Ustadz Muhammad Niam
Sumber : http://ceritateladan.com/

Cara Membahagiakan Orang Tua Dengan Mudah dan Sederhana


Cara membahagiakan orang tua yang baik. Terkadang kita sebagai anak selalu menyusahkan orang tua, mungkin ada anak yang sampai bingung apa yang harus dilakukan untuk membuat orang tuanya bahagia. Berikut, 23 Hal yang membuat Orang Tuamu Bahagia:

→ Jangan berkata “ah, nanti, terserah, udah napa” kepada ibu.
→ Bangunlah pagi hari dan sapa mereka dengan senyuman.
→ Bantulah pekerjaan rumah mereka.
→ Rapihkan meja dan cucikan piring kotor mereka setelah mereka selesai makan.
→ Cium tangan mereka ketika hendak atau sepulang dari berpergian.
→ Selalu ucapkan salam.
→ Jangan membentak mereka.
→ Jangan membuat mereka menangis.
→ Makanlah dengan lahap masakan ibumu dan jangan ragu memuji kelezatannya.
→ Panaskanlah setiap pagi kendaraan mereka sebelum mereka berangkat bekerja.
→ Ajak mereka bicara.
→ Hiburlah mereka.
→ Semangati mereka karena baginya kau lah api semangat dalam kehidupannya.
→ Jadilah penenangnya ketika mereka bersedih.
→ Jadilah pelindungnya saat mereka berada dalam bahaya karena saat kau masih kecil mereka mati-matian menjagamu.
→ Jadilah kebanggaannya dengan prestasi yang kau punya.
→ Buatkan minuman saat mereka pulang kerja.
→ Sambut mereka dengan Keceriaan, karena mereka suka jika tau kau senang saat mereka pulang.
→ Tanpa disuruh pijatlah kedua kaki mereka, karena bagian kakilah yang terasa sangat lelah setelah seharian bekerja.
→ Share kejadian sehari-hari yang kau alami sehingga mereka merasa muda kembali saat mengingat kembali masa muda mereka yang mungkin saat ini kau alami.
→ Jangan pelit kepada mereka (terutama uang), karena bagaimanapun semua jasa mereka tidak ternilai dengan uang sebanyak apapun.
→ Jangan membantah mereka, karena biasanya mereka akan marah dan tanpa sadar semakin bertambah tua.
→ Turuti nasihat mereka, karena sesungguhnya mereka merasa tenang saat kalian menuruti nasihat mereka.


Sumber : http://www.inijalanku.com/

Minggu, 29 Januari 2012

Berbaktilah Kepada Kedua Orang Tuamu


Berbaktilah Kepada Kedua Orang Tuamu, Selagi Masih Ada Waktu ~ Berbagai masalah menimpa, menerpa, berbagai gundah-gulana terus menyapa, berbagai kesulitan hidup terus mendera, berbagai peluang usaha tak kunjung menuai untung, pintu-pintu rejeki yang kian sulit didapat, selalu susah aja dalam hidup. Bisa jadi kita lupa, lupa untuk berbakti kepada kedua orang tua kita. Kita mungkin sudah begitu melupakan kedua ibu dan ayah kita saat ini. Padahal kedua orang tua adalah TEMPAT TERBAIK UNTUK MERAIH SURGA.
Surga Illahi Rabbi itu terbagi menjadi berbagai pintu-pintu pilihan yang akan dimasuki oleh para ahli-ahli pahala. Dari sekian banyak pintu surga, ada 1 pintu yang berada di tengah-tengah surga, pintu yang berkilau melebihi kilauan cahaya berlian dan lebih terang dari cahaya rembulan, lebih harum dari bunga karturi...Yakni sebuah pintu yang hanya bisa dimasuki oleh seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya..
Banyak hikmah tak terkira yang bisa kita ambil dari bakti kepada kedua orang tua, sebab durhakanya anak kepada kedua orang tuanya, langsung akan Allah balas di dunia dan di akhirat. Sebuah teguran yang seharusnya sama-sama kita pahami sejak sekarang bahwa kedua orang tua adalah tempat terbaik untuk meraih kebahagiaan didunia dan di akhirat. Bisa jadi kita selama ini hidup tidak tenang, banyak kesulitan melanda dan berbagai masalah yang terus mendera, cobalah kembali kepada orang tua, dan kembalilah untuk berbakti. Sebuah sentuhan bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya adalah seperti sebuah air sejuk yang bisa menyehatkan kedua orang tua.
Jangan sampai kita menyesal ketika kedua orang tua kita pergi dan kita tak pernah berbakti atau sedikit berbakti.Maka kita bisa dikatakan anak merugi didunia dan diakhirat... Dan kita akan menyesal dikemudian hari.. Pasti..
Sebuah pencapaian terbaik didunia ini bukan karena kita berhasil menduduki sebuah posisi, bisa berhasil menjadi seorang ilmuwan atau berhasil menjadi apa yang kita inginkan. Namun sebaik-baiknya posisi adalah seorang yang anak yang berbagi penuh keikhlasan kepada kedua orang tuanya. Itulah keberhasilan yang sebenarnya.
Bagaimana dikisahkan dahulu dijaman Rasulullah saw, seorang pemuda yang sandalnya sudah terdengar di surga padahal ia masih didunia, sampai-sampai Rasulullah berpesan agar para sahabatnya apabila bertemu pemuda itu agar meminta dido'akan. Begitu besar pahala pemuda itu, pemuda itu menjadi pemuda yang begitu sabar merawat kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia. Sebuah pencapaian yang luar biasa.
Lalu masihkah kita tak mau berbakti kepada kedua orang tua kita, selagi masih ada waktu, di bulan yang penuh ampunan ini, mari kembali berbakti kepada kedua orang tua, dan mari meraih kemenangan yang sebenarnya.


Sumber : http://manajemenemosi.blogspot.com

Jumat, 27 Januari 2012

Maafkanlah Orang yang Berbuat Jahat Kepada Anda!


Harga hukuman (qisash) yang paling mahal adalah yang harus dibayarkan oleh seorang pendendam dan pendengki saat ia mendengki orang lain. Pasalnya, ia harus membayar semua itu dengan hati, daging, darah, perasaan, kedamaian, ketentraman, dan kebahagiaannya. Maka, betapa meruginya seorang pendengki.
Allah telah mengabarkan kepada kita tentang obat dan penyembuhan
dari penyakit ini,
{Dan, orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang.}
(QS. Ali 'Imran: 134)
{Jadilah kamu pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.}
(QS. Al-A'raf: 199)
{Tolaklah (kejahatan) itu dengan cara yang lebih baik, dan tiba-tiba orang yang antara kamu dan dia ada permusuhan, seolah-olah dia telah menjadi teman yang amat setia.}
(QS. Fushshilat: 34)


Sumber : La Tahzan Book "Don't Be Sad"

Jangan Bersedih!


Jangan bersedih karena hidup miskin, karena masih banyak orang di sekitar Anda yang hidup dililit hutang! Jangan bersedih karena tak punya mobil, sebab masih banyak orang di sekitar Anda yang kakinya buntung. Jangan bersedih karena suatu penyakit, karenan masih banyak orang selain Anda yang mungkin telah bertahun-tahun tergolek lemas di atas ranjang.
Jangan bersedih karena kehilangan seorang anak, sebab Anda bukan satusatunya orang yang kehilangan anaknya. Jangan bersedih, bila Anda memang seorang muslim yang beriman kepada Allah, para rasul-Nya, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Hari Kiamat
dan qadha' serta qadar yang baik dan yang buruk! Karena, masih banyak orang kafir yang mengingkari Allah, mendustakan rasul-rasul-Nya, memutarbalikkan makna al-Qur'an, dan tak mempercai Hari Kiamat, serta ingkar terhadap qadha' dan qadar.
Jangan bersedih! Kalau memang Anda tak sengaja telah berbuat dosa, cepatlah bertobat; kalau Anda telah melakukan kejahatan, mintalah ampunan-Nya; dan kalau Anda telah melakukan satu kesalahan, perbaikilah kesalahan itu. Bagaimanapun, rahmat dan kasih sayang Allah itu tak terhingga luasnya, pintu ampunan-Nya selalu terbuka dan ampunan-Nya senantiasa melimpah ruah.
Jangan bersedih, karena kesedihan hanya akan menyebabkan syaraf cepat letih, jiwa mudah tergoncang, hati menjadi lemah, dan pikiran tak tak terarah. Seorang penyair berkata, Mungkin saja seseorang merasa terhimpit cobaan, karena tak sadar bahwajalan keluar ad a di tangan Sang Pencipta Kola kesesakan semakain berat terasa, dan semua lingkaran terbuka, ia akan melihat apa yang tak pernah terbayang olehnya.



Sumber : La Tahzan Book "Don't Be Sad"

Selalu Ingatlah Pada Surga yang Seluas Langit dan Bumi!


Jika selama di dunia ini Anda menderita kelaparan, jatuh miskin,
senantiasa dilanda kesedihan, menderita penyakit yang tak kunjung sembuh,
selalu mengalami kerugian, atau diperlakukan secara zalim, maka ingatkan
diri Anda pada kenikmatan surga yang lebih kekal abadi. Apabila Anda
benar-benar meyakini "jalan" ini dan mengamalkannya dengan benar, niscaya Anda akan mampu merubah setiap kerugian menjadi keuntungan dan setiap bencana menjadi nikmat. Orang yang paling berakal adalah yang senantiasa melakukan sesuatu untuk akhirat dengan keyakinan bahwa akhirat itu lebih baik dan kekal abadi. Sebaliknya, manusia yang paling bodoh di dunia adalah mereka yang memandang dunia ini sebagai segalanya: tempat dan tujuan akhir dari semua harapan.
Karena itu, tidak mengherankan bila Anda melihat mereka adalah orang-orang yang paling gelisah ketika menghadapi suatu musibah dan paling mudah larut dalam penyesalan saat malapetaka merenggut semua milik mereka. Itu semua, tak lain dikarenakan mereka hanya memandang, memikirkan, mementingkan dan hanya berbuat segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan kehidupan dunia yang sangat singkat, fana, dan tidak bernilai ini. Bahkan, seolah-olah mereka tak rela sedikitpun keceriaan dan kegembiraan mereka di dunia ini terkotori dan terusik oleh hal apapun.
Padahal, seandainya mereka melepas tabir kesedihan yang menutupi hati mereka dan membuka katup kebodohan yang menempel di mata mereka itu, niscaya mereka akan berbicara kepada jiwa mereka tentang masih adanya tempat tinggal yang kekal abadi (akhirat), pelbagai kenikmatan di dalamnya,dan juga tentang istana-istananya yang megah. Lebih dari itu, mereka juga akan senantiasa terdiam khidmat mendengarkan penjelasan-penjelasanwahyu Ilahi tentang alam lain yang lebih kekal abadi. Dan sesungguhnya —demi Allah— alam itulah yang sebenar-benarnya tempat kembali (rumah)
yang layak untuk diperhatikan dan diraih dengan usaha yang keras.
Pernahkah kita merenungkan secara mendalam bahwa sesungguhnya para penghuni surga itu tak akan pernah sakit, tak mungkin bersedih hati, tak bakal mati, tak pernah menjadi tua, dan pakaian mereka tak akan lusuh sedikitpun? Pernahkah kita menghayati wahyu Ilahi yang menyatakan bahwasanya para penghuni surga itu akan menempati istana-istana yang bagian luarnya terlihat dari dalam dan bagian dalamnya terlihat dari mar?
Pernahkah kita mengingatkan diri kita dengan kebenaran berita Ilahi yang mengatakan bahwa di surga terdapat semua hal yang tidak pernah dilihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di dalam hati manusia?
Cobalah Anda renungkan kabar Ilahi yang menyatakan bahwa sebatang pohon di surga tak akan selesai dikelilingi oleh seorang pengendara kendaraan selama seratus tahun lebih! Ingatkan pula diri Anda bahwa panjang sebuah kemah yang didirikan di surga dapat mencapai tujuh puluh mil lebih, sungaisungainya mengalir dengan deras, istana-istananya sangat indah nan megah, buah-buahannya menggelayut rendah hingga mudah dipetik, mata airnya mengalir deras, tahta-tahtanya demikian tinggi, gelas-gelasnya tertata rapi, bantal-bantal sandarannya tersusun rapi, dan permadani-permadaninya
terhampar luas!
Demikianlah, Anda seyogyanya selalu mengingatkan diri sendiri bahwa di surga itu terdapat kesenangan yang sempurna, kegembiraan yang agung, dan semerbak wangi yang membuai hidung. Dan penjabaran tentang semua keistimewaan surga itu tak akan habis dalam waktu sesingkat ini. Pasalnya, di dalam surga terdapat pelbagai keinginan yang pasti dikabulkan. Maka dari itu, mengapa kita sering lupa memikirkan semua itu dan berbuat segala sesuatu untuk meraihnya? Renungkanlah!
Apabila tujuan akhir dari perjalanan seorang manusia adalah "rumah" yang kekal abadi ini, niscaya setiap bencana akan terasa ringan, pelbagai beban kehidupan akan membuat mata tetap berbinar, dan seraua kesengsaraan hidup tetap dapat dijalani dengan riang hati. Maka dari itu, wahai orang-orang yang merasa sedang dilindas
kemiskinan, diliputi kesusahan, dan dililit berbagai macam kesulitan, teruslah berbuat kesalihan! Dengan begitu, niscaya kalian akan tinggal di surga Allah, berdekatan dengan-Nya dan senantiasa mensucikan nama-nama-Nya.
Demikianlah, maka,
{Salamun 'alaikum bima shabartum. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan
itu.}
(QS. Ar-Ra'd: 24)



Sumber : La Tahzan Book "Don't Be Sad"

Jangan Sampai Hal-hal yang Sepele Membinasakan Anda!


Banyak orang bersedih hanya karena hal-hal sepele yang tak berarti.
Perhatikanlah orang-orang munafik; betapa rendahnya semangat dan tekad
mereka. Berikut ini adalah perkataan-perkataan mereka:
{Janganlah kamu sekalian berangkat (pergi berperang) di dalam panas terik ini.}
(QS. At-Taubah: 81)
{Berilah kami izin (tidak pergi berperang) dan janganlah menjadikan saya
terjerumus ke dalam fitnah.}
(QS. At-Taubah: 49)
{Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga).}
(QS. Al-Ahzab: 13)
{Kami takut akan mendapat bencana.}
(QS. Al-Ma'idah: 52)
{Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya.}
(QS. Al-Ahzab: 12)
Sungguh, betapa sempitnya hidung-hidung mereka, betapa sengsaranya
jiwa-jiwa mereka. Hidup mereka hanya pada sebatas soal perut, piring, rumah dan istana. Mereka tidak pernah mau menengadahkan pandangan mereka ke angkasa kehidupan yang ideal. Mereka juga tak pernah menatap bintangbintang keutamaan hidup. Kecemasan dan pengetahuan mereka hanya pada soal kendaraan, pakaian, sandal dan makanan. Coba perhatikan, betapa banyaknya manusia yang hidupnya dari pagi hingga sore hanya disibukkan oleh kecemasan dan kegelisahan mereka agar tidak dibenci isteri, anak atau kerabat dekatnya, atau agar tidak mendapat celaan, atau mengalami keadaan yang menyedihkan. Ini semua, pada dasarnya justru merupakan musibah besar bagi manusia-manusia seperti itu. Betapa mereka sama sekali tidak memiliki tujuan-tujuan yang lebih mulia yang seharusnya menyibukkan mereka, dan juga kepentingan-kepentingan agung yang seharusnya menyita seluruh waktu mereka.
Padahal, pepatah mengatakan: "Jika air telah keluar dari bejana, hawa kosong akan datang memenuhinya." Maka dari itu, bila Anda juga merasaseperti orang-orang tadi, renungkanlah kembali hal-hal yang selama ini telah menyita perhatian dan hidup Anda, atau bahkan membuat Anda resah setiap saat. Benarkah semuanya itu pantas memperoleh perhatian dan porsi yang sedemikian besar dalam hidup Anda? Mengapa Anda harus rela mengorbankan pikiran, daging darah, ketentraman dan juga waktu hanya untuk persoalan-persoalan sepele tadi?
Ibarat orang berjual beli, apa yang Anda lakukan itu sebenarnya suatu
keculasan dan kerugian besar yang dibayar murah. Para ahli jiwa sering
mengatakan, "Buatlah batasan yang rasional (wajar) untuk setiap hall" Dan lebih tepat dari kalimat ini adalah firman Allah,
{Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.}
(QS. Ath-Thalaq: 3)
Yakni, letakkanlah setiap persoalan sesuai dengan ukuran, bobot dan
kadarnya. Janganlah sekali-kali Anda melakukan kezaliman dan melampaui
batas.
Ibaratnya, bila tujuan utama orang-orang yang berbakti kepada Allah
(ketika berada dibawah sebuah pohon) adalah untuk berjual beli, maka mereka akan mendapatkan ridha Allah. Namun, bila salah seorang dari mereka hanya disibukkan dengan urusan untanya saja, hingga ia tak sempat ikut berjual beli, maka yang akan ia peroleh adalah hanya kebinasaan dan kegagalan. Abaikanlah hal-hal sepele yang tak penting. Jangan sampai Anda hanya disibukkan olehnya dan waktu Anda habis karenanya. Dengan begitu, niscaya Anda kegundahan dan kecemasan akan selalu menjauhi Anda. Dan Anda pun selalu riang ceria.



Sumber : La Tahzan Book "Don't Be Sad"

Sabar Itu Indah


Bersabar diri merupakan ciri orang-orang yang menghadapi pelbagai
kesulitan dengan lapang dada, kemauan yang keras, serta ketabahan yang
besar. Karena itu, jika kita tidak bersabar, maka apa yang bisa kita lakukan.7
Apakah Anda memiliki solusi lain selain bersabar? Dan apakab Anda
mengetahui senjata lain yang dapat kita gunakan selain kesabaran?
Konon, seorang pembesar negeri ini memiliki 'ladang gembalaan' dan
'lapangan' yang selalu ditimpa musibah; setiap kali selesai dari satu kesulitan,
kesulitan yang lain selalu datang mengunjunginya. Meski demikian, ternyata
ia tetap berlindung di balik perisai kesabaran dan mengenakan tameng
keyakinan kepada Allah.
Demikian itulah orang-orang mulia dan terhormat bertarung melawan
setiap kesulitan dan menjatuhkan semua bencana itu terkapar di atas tanah.
Syahdan, ketika menjenguk Abu Bakar yang sedang terbaring sakit,
para sahabat berkata kepadanya, "Bolehkah kami panggilkan seorang tabib
untuk mengobatimu?"
"Seorang tabib telah memeriksaku!," jawab Abu Bakar.
Para sahabat pun bertanya, "Lalu apa yang ia katakan?"
la berkata, "Sesungguhnya aku boleh melakukan apa saja yang aku mau."
Bersabarlah karena Allah! Dan sebaiknya Anda bersabar sebagaimana
kesabaran orang yang yakin akan datangnya kemudahan, mengetahui tempat
kembali yang baik, mengharap pahala, dan senang mengingkari kejahatan.
Seberapa pun besar permasalahan yang Anda hadapi, tetaplah bersabar.
Karena kemenangan itu sesungguhnya akan datang bersama dengan
kesabaran. Jalan keluar datang bersama kesulitan. Dan, dalam setiap
kesulitan itu ada kemudahan.
Saya pernah membaca biografi sejumlah orang terkenal, dan saya
tertegun dengan besarnya kesabaran dan agungnya ketabahan mereka.
Deraan musibah itu mereka anggap sebagai tetesan air dingin yang memercik
di kepala mereka. Mereka tak tergoyahkan laksana gunung, dan menancap
jauh ke dalam kebenaran. Dalam waktu singkat mereka dapat melupakan
semua kesedihan itu dan wajah mereka kembali berbinar menyorotkan cahaya
kemenangan. Bahkan, ada satu di antara mereka yang tidak hanya cukup
bersabar, namun justru menghadang semua bencana itu dan berteriak lantang
di hadapan musibah-musibah itu sambil menyatakan tantangannya.

Sumber : La Tahzan Book "Don't Be Sad"

Kamis, 26 Januari 2012

Shalat.. Shalat..

{Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertohngan (kepada Allah) dengan
sabar dan shalat.}
(QS. Al-Baqarah: 153)
Jika Anda diliputi ketakutan, dihimpit kesedihan, dan dicekik
kerisauan, maka segeralah bangkit untuk melakukan shalat, niscaya jiwa Anda akan kembali tenteram dan tenang. Sesungguhnya, shalat itu — atas
izin Allah — sangatlah cukup untuk hanya sekadar menyirnakan kesedihan
dan kerisauan.
Setiap kali dirundung kegelisahan, Rasulullah s.a.w. selalu meminta
kepada Bilal ibn Rabbah, "Tenangkanlah kami dengan shalat, wahai Bilal."
(Al-Hadits) Begitulah, shalat benar-benar merupakan penyejuk hati dan
sumber kebahagian bagi Rasulullah s.a.w.
Saya telah banyak membaca sejarah hidup beberapa tokoh kita. Dan
umumnya, mereka sama dalam satu hal: saat dihimpit banyak persoalan
sulit dan menghadapi banyak cobaan, mereka meminta pertolongan kepada
Allah dengan shalat yang khusyu'. Begitulah mereka mencari jalan keluar,
sehingga kekuatan, semangat dan tekad hidup mereka pun pulih kembali.
Shalat Khauf diperintahkan untuk dikerjakan pada saat-saat genting.
Yakni ketika nyawa terancam oleh hunusan pedang lawan yang dapat
menyebabkan kekalahan. Ini merupakan isyarat bahwa sebaik-baik penenang
jiwa dan penentram hati adalah shalat yang khusyu'.
Bagi generasi umat manusia yang sedang banyak menderita penyakit
kejiwaan seperti saat ini, hendaklah rajin mengenal masjid dan menempelkan
keningnya di atas lantai tempat sujud dalam rangka meraih ridha dari Rabbnya.
Dengan begitu, niscaya ia akan selamat dari pelbagai himpitan bencana.
Akan tetapi, bila ia tidak segera mengerjakan kedua hal tadi, niscaya air
matanya justru akan membakar kelopak matanya dan kesedihan akan
mehancurkan urat syarafnya. Maka, menjadi semakin jelas bahwa, seseorang
tidak memiliki kekuatan apapun yang dapat mengantarkannya kepada
ketenangan dan ketenteraman hati selain shalat.
Salah satu nikmat Allah yang paling besar — jika kita mau berpikir
— adalah bahwa shalat wajib lima waktu dalam sehari semalan dapat
menebus dosa-dosa kita dan mengangkat derajat kita di sisi Rabb kita.
Bahkan, shalat lima waktu juga dapat menjadi obat paling mujarab untuk
mengobati pelbagai kekalutan yang kita hadapi dan obat yang sangat manjur
untuk berbagai macam penyakit yang kita derita. Betapapun, shalat mampu
meniupkan ketulusan iman dan kejernihan iman ke dalam relung hati,
sehingga hati pun selalu ridha dengan apa saja yang telah ditentukan
Allah.
Lain halnya dengan orang yang lebih senang menjauhi masjid dan
meninggalkan shalat. Mereka niscaya akan hidup dari satu kesusahan ke
kesusahan yang lain, dari guncangan jiwa yang satu ke guncangan jiwa
vang lain, dan dari kesengsaraan yang satu ke kesengsaraan yang lain. 
{Dan, orang-orang yang kafir maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah
menghapus amal-amal mereka.}
(QS. Muhammad: 8)


Sumber : La Tahzan Book "Don't Be Sad"

Hadapi Hidup Ini Apa Adanya!

Kondisi dunia ini penuh kenikmatan, banyak pilihan, penuh rupa, dan
banyak warna. Semua itu bercampur baur dengan kecemasan dan kesulitan
hidup. Dan, Anda adalah bagian dari dunia yang berada dalam kesukaran.
Anda tidak akan pernah menjumpai seorang ayah, isteri, kawan,
sahabat, tempat tinggal, atau pekerjaan yang padanya tidak terdapat sesuatu
yang menyulitkan. Bahkan, kadangkala justru pada setiap hal itu terdapat
sesuatu yang buruk dan tidak Anda sukai. Maka dari itu, padamkanlah panasnya keburukan pada setiap hal itu dengan dinginnya kebaikan yang
ada padanya. Itu kalau Anda mau selamat dengan adil dan bijaksana.
Pasalnya, betapapun setiap luka ada harganya.
Allah menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal yang
saling berlawanan, dua jenis yang saling bertolak belakang, dua kubu yang
saling berseberangan, dan dua pendapat yang saling berseberangan.

Yakni, yang baik dengan yang buruk, kebaikan dengan kerusakan, kebahagiaan dengan kesedihan. Dan setelah itu, Allah akan mengumpulkan semua yangbaik, kebagusan dan kebahagian itu di surga. Adapun yang buruk, kerusakan dan kesedihan akan dikumpulkan di neraka.
"Dunia ini terfaknat, dan terhhnat semua yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allah dan semua yang berkaitan dengannya, seorang yang 'alim dan seorang yang belajar," begitu hadist berkata.
Maka, jalanilah hidup ini sesuai dengan kenyataan yang ada. Jangan
larut dalam khayalan. Dan, jangan pernah menerawang ke alam imajinasi.
Hadapi kehidupan ini apa adanya; kendalikan jiwa Anda untuk dapat
menerima dan menikmatinya! Bagaimanapun, tidak mungkin semua teman
tulus kepada Anda dan semua perkara sempurna di mata Anda. Sebab,
ketulusan dan kesempurnaan itu ciri dan sifat kehidupan dunia.
Bahkan, isteri Anda pun tak akan pernah sempurna di mata Anda.
Maka kata hadist, "Janganlah seorang mukmin mencela seorang mukminah
(isterinya), sebab jika dia tidak suka pada salah satu kebiasaannya maka dia bisa menerima kebiasaannya yang lain."
Adalah seyogyanya bila kita merapatkan barisan, menyatukan langkah,
saling memaafkan dan berdamai kembali, mengambil hal-hal yang mudah
kita lakukan, meninggalkan hal-hal yang menyulitkan, menutup mata dari
beberapa hal untuk saat-saat tertentu, meluruskan kangkah, dan
mengesampingkan berbagai hal yang mengganggu.


Sumber : La Tahzan Book "Don't Be Sad"

Dengan Mengingat Allah, Hati Menjadi Tenang

Kejujuran itu kekasih Allah. Keterusterangan merupakan sabun pencuci
hati. Pengalaman itu bukti. Dan seorang pemandu jalan tak akan
membohongi rombongannya. Tidak ada satu pekerjaan yang lebih melegakan
hati dan lebih agung pahalanya, selain berdzikir kepada Allah.
{Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.}
(QS. Al-Baqarah: 152)
Berdzikir kepada Allah adalah surga Allah di bumi-Nya. Maka, siapa
yang tak pernah memasukinya, ia tidak akan dapat memasuki surga-Nya di
akhirat kelak. Berdzikir kepada Allah merupakan penyelamat jiwa dari
pelbagai kerisauan, kegundahan, kekesalan dan goncangan. Dan dzikir
merupakan jalan pintas paling mudah untuk meraih kernenangan dan
kebahagian hakiki. Untuk melihat faedah dan manfaat dzikir, coba perhatikan
kembali beberapa pesan wahyu Ilahi. Dan cobalah mengamalkannya pada
hari-hari Anda, niscaya Anda akan mendapatkan kesembuhan.
Dengan berdzikir kepada Allah, awan ketakutan, kegalauan,
kecemasan dan kesedihan akan sirna. Bahkan, dengan berdzikir kepada-
Nya segunung tumpukan beban kehidupan dan permasalahan hidup akan
runtuh dengan sendirinya.
Tidak mengherankan bila orang-orang yang selalu mengingat Allah
senantiasa bahagia dan tenteram hidupnya. Itulah yang memang seharusnya
terjadi. Adapun yang sangat mengherankan adalah bagaimana orang-orang
yang lalai dari berdzikir kepada Allah itu justru menyembah berhalaberhala
dunia. Padahal,
[(Berhala-berhala) itu mati tidak hidup dan berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan.]
(QS. An-Nahl: 21)
Wahai orang yang mengeluh karena sulit tidur, yang menangis karena
sakit, yang bersedih karena sebuah tragedi, dan yang berduka karena suatu
musibah, sebutlah nama-Nya yang kudus! Betapapun,
{Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut
disembah)?}
(QS. Maryam: 65)
Semakin banyak Anda mengingat Allah, pikiran Anda akan semakin
terbuka, hati Anda semakin tenteram, jiwa Anda semakin bahagia, dan nurani Anda semakin damai sentausa. Itu, karena dalam mengingat Allah
terkandung nilai-nilai ketawakalan kepada-Nya, keyakinan penuh kepada-
Nya, ketergantungan diri hanya kepada-Nya, kepasrahan kepada-Nya,
berbaik sangka kepada-Nya, dan pengharapan kebahagiaan dari-Nya. Dia
senantiasa dekat ketika si hamba berdoa kepada-Nya, senantiasa mendengar
ketika diminta, dan senantiasa mengabulkan jika dimohon. Rendahkan dan
tundukkan diri Anda ke hadapan-Nya, lalu sebutlah secara berulang'-ulang
nama-Nya yang indah dan penuh berkah itu dengan lidah Anda sebagai
pengejawantahan dari ketauhidan, pujian, doa, permohonan dan permintaan
ampunan Anda kepada-Nya.
Dengan begitu, niscaya Anda — berkat kekuatan dan pertolongan
dari-Nya — akan mendapatkan kebahagiaan, ketenteraman, ketenangan,
cahaya penerang dan kegembiraan. Dan,
{Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia, dan pahala yang
baik di akhirat.}
(OS. Ali 'Imran: 148)



Sumber : La Tahzan Book "Don't Be Sad"

Iman Adalah Kehidupan

Orang-orang yang sesungguhnya paling sengsara adalah mereka yang
miskin iman dan mengalami krisis keyakinan. Mereka ini, selamanya akan
berada dalam kesengsaraan, kepedihan, kemurkaan, dan kehinaan.
{Dan, barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.}
(QS. Thaha: 124)
Tak ada sesuatu yang dapat membahagiakan jiwa, membersibkannya,
menyucikannya, membuatnya bahagia, dan mengusir kegundahan darinya,
selain keimanan yang benar kepada Allah s.w.t., Rabb semesta alam.
Singkatnya, kehidupan akan terasa hambar tanpa iman.
Dalam pandangan para pembangkang Allah yang sama sekali tidak
beriman, cara terbaik untuk menenangkan jiwa adalah dengan bunuh diri.
Menurut mereka, dengan bunuh diri orang akan terbebas dari segala tekanan,
kegelapan, dan bencana dalam hidupnya. Betapa malangnya hidup yang
miskin iman! Dan betapa pedihnya siksa dan azab yang akan dirasakan oleh
orang-orang yang menyimpang dari tuntunan Allah di akherat kelak!
{Dan, (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (al-Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat sesat.}
(QS. Al-An'am: 110)
Kini, sudah saatnya dunia menerima dengan tulus ikhlas dan beriman
dengan sesungguhnya bahwa "tidak ada llah selain Allah". Betapapun,
pengalaman dan uji coba manusia sepanjang sejarah kehidupan dunia ini
dari abad ke abad telah membuktikan banyak hal; menyadarkan akal bahwa
berhala-berhala itu takhayul belaka, kekafiran itu sumber petaka,
pembangkangan itu dusta, para rasul itu benar adanya, dan Allah benarbenar
Sang Pemilik kerajaan bumi dan langit— segala puji bagi Allah dan
Dia sungguh-sungguh Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Seberapa besar — kuat atau lemah, hangat atau dingin — iman Anda,
maka sebatas itu pula kebahagiaan, ketentraman, kedamaian dan
ketenangan Anda.
{Barangsiapa mengerjakan amal salih, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.}
(QS. An-Nahl: 97)
Maksud kehidupan yang baik (hayatan thayyibah) dalam ayat ini adalah
ketenangan jiwa mereka dikarenakan janji baik Rabb mereka, keteguhan
hati mereka dalam mencintai Dzat yang menciptakan mereka, kesucian
nurani mereka dari unsur-unsur penyimpangan iman, ketenangan mereka
dalam menghadapi setiap kenyataan hidup, kerelaan hati mereka dalam
menerima dan menjalani ketentuan Allah, dan keikhlasan mereka dalam
menerima takdir. Dan itu semua adalah karena mereka benar-benar yakin
dan tulus menerima bahwa Allah adalah Rabb mereka, Islam agama mereka,
dan Muhammad adalah nabi dan rasul yang diutus Allah untuk mereka.


Sumber : La Tahzan Book "Don't Be Sad"

Semoga Rumahmu Membuat Bahagia

Mengasingkan diri yang diajarkan syariat dan sunah Rasul adalah
menjauhkan diri dari kejahatan dan pelakunya, orang-orang yang banyak
waktu kosongnya, orang-orang yang lalai, dan orang-orang yang senang
membuat huru-hara. Dengan begitu, jiwa Anda akan selalu terkendali, hati
menjadi tenang dan sejuk, pikiran selalu jernih, dan Anda akan merasa
leluasa dan bahagia berada di taman-taman ilmu pengetahuan.
Mengasingkan diri (uzlah) dari semua hal yang melalaikan manusia
dari kebaikan dan ketaatan merupakan obat yang sudah diuji coba dan
dibuktikan kemujarabannya oleh para ahli pengobatan hati. Banyak cara
untuk menjauhkan diri dari kejahatan dan permainan yang sia-sia.
Diantaranya adalah; mengisi waktu dengan menyuntikkan wawasan baru
ke dalam akal pikiran, menjalankan semua hal yang sesuai dengan kaedah
"takut kepada Allah", dan juga menghadiri majelis-majelis pertaubatan dan
dzikir. Betapapun, perkumpulan atau majelis yang terpuji dan patut
dikunjungi adalah yang digunakan untuk menjalankan shalat berjamaah,
menuntut dan mengajarkan ilmu, atau untuk saling membantu dalam
kebaikan. Maka dari itu, hindarilah majelis-majelis yang tidak jelas tujuannya
dan tidak pula berguna! Jaga kesucian kulit Anda, tangisilah kesalahan
Anda dan jagalah lidah! Semoga, dengan itu rumah Anda dapat
membahagiakan hati Anda.
Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan merupakan serangan
mematikan bagi jiwa dan ancaman yang membahayakan keamanan dan
kedamaian diri Anda. Pasalnya, melakukan hal itu berarti Anda telah bergaul
dengan setan-setan pembisik desas-desus, penebar kabar bohong, peramal
bencana dan petaka. Dan itu, akan membuat Anda mati tujuh kali dalam
sehari sebelum Anda benar-benar mati. Maka,
{Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah
kamu selain dari kerusakan belaka.}
(QS. At-Taubah: 47)
Atas dasar itu, harapan saya adalah supaya Anda menjalani
bagaimanapun kondisi Anda, tetap menyendiri di 'kamar' Anda dan hanya keluar untuk berkata atau berbuat baik saja. Pada saat seperti itu hati Anda
akan benar-benar menjadi milik Anda, sehingga waktu dan umur Anda
selamat dari kesia-siaan, lidah Anda terhindar dari menggunjing (ghibah),
hati Anda bersih dari kerisauan, telinga Anda terjauhkan dari ucapan kotor,
dan jiwa Anda bebas dari berburuk sangka. Barangsiapa mencoba sesuatu,
niscaya akan mengetahuinya. Barangsiapa membiarkan dirinya hanyut dalam
gumpalan kasak-kusuk dan terseret ke dalam komunitas orang-orang yang
tidak berilmu, serta senang berbuat yang sia-sia, maka katakan kepadanya:
Selamat tinggal!


Sumber : La Thazan Book "Don't Be Sad"

Rabu, 25 Januari 2012

Jadikan Buah Lemon Itu Minuman Yang Manis!

Orang cerdik akan berusaha merubah kerugian menjadi keuntungan.
Sedangkan orang bodoh akan membuat suatu musibah menjadi bertumpuk
dan berlipat ganda.
Ketika Rasulullah s.a.w. diusir dari Makkah, beliau memutuskan untuk
menetap di Madinah dan kemudian berhasil membangunnya menjadi sebuah negara yang sangat akrab di telinga dan mata sejarah.
Ahmad ibn Hanbal pernah dipenjara dan dihukum dera, tetapi karenanya pula ia kemudian menjadi imam salah satu madzhab. Ibnu Taimiyyah pernah di penjara, tetapi justru di penjara itulah ia banyak melahirkan karya. As-Sarakhsi pernah dikurung di dasar sumur selama bertahun-tahun, tetapi di tempat itulah ia berhasil mengarang buku sebanyak dua puluh jilid. Ketika Ibnul-Atsir dipecat dari jabatannya, ia berhasil menyelesaikan karya besarnya yang berjudul Jami'ul Ushul dan an-Nihayah, salah satu buku paling terkenal dalam hadits.

Demikian halnya dengan Ibnul-Jawzy, ia pernah diasingkan dari Baghdad, dan karena itu ia menguasai qiraah sab'ah. Malik ibn ar-Raib adalah penderita suatu penyakit yang mematikan, namun ia mampu melahirkan syair-syair yang
sangat indah dan tak kalah dengan karya-karya para penyair besar zaman
Abbasiyah. Lalu, ketika semua anak Abi Dzuaib al-Hudzali mati
meninggalkannya seorang diri, ia justru mampu menciptakan nyanyiannyanyian
puitis yang mampu membekam mulut zaman, membuat setiap
pendengarnya tersihir, memaksa sejarah untuk selalu bertepuk tangan
saat mendengarnya kembali.
Begitulah, ketika tertimpa suatu musibah, Anda harus melihat sisi yang
paling terang darinya. Ketika seseorang memberi Anda segelas air lemon,
Anda perlu menambah sesendok gula ke dalamnya. Ketika mendapat hadiah
seekor ular dari orang, ambil saja kulitnya yang mahal dan tinggalkan bagian
tubuhnya yang lain. Ketika disengat kala jengking, ketahuilah bahwa
sengatan itu sebenarnya memberikan kekebalan pada tubuh Anda dari
bahaya bisa ular.
Kendalikan diri Anda dalam berbagai kesulitan yang Anda hadapi!
Dengan begitu, Anda akan dapat mempersembahkan bunga mawar dan
melati yang harum kepada kami. Dan,
{Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.}
(QS. Al-Baqarah: 216)
Sebelum terjadi revolusi besar di Perancis, konon negara itu pernah
memenjara dua sastrawan terkenalnya. Salah seorang dari keduanya sangat
optimistis dan yang seorang lagi pesimistis bahwa revolusi dan perubahan
akan segera terjadi. Setiap hari keduanya sama-sama melongokkan kepala
melalui sela-sela jeruji penjara. Hanya saja, sang sastrawan yang optimistis
selalu memandang ke atas dan melihat bintang-bintang yang gemerlap di
langit. Dan karena itu ia selalu tersenyum cerah. Adapun sastrawan yang
pesimistis, ia selalu melihat ke arah bawah dan hanya melihat tanah hitam
di depan penjara, dan kemudian menangis sedih.
Begitulah, sebaiknya Anda selalu melihat sisi lain dari kesedihan itu.
Sebab, belum tentu semuanya menyedihkan, pasti ada kebaikan, secercah
harapan, jalan keluar serta pahala.


Sumber : La Tahzan Book "Don't Be Sad"

Isi Waktu Luang Dengan Berbuat

Orang-orang yang banyak menganggur dalam hidup ini, biasanya akan
menjadi penebar isu dan desas desus yang tak bermanfaat. Itu karena akal
pikiran mereka selalu melayangdayang tak tahu arah. Dan,
{Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang.}
(QS. At-Taubah: 87)
Saat paling berbahaya bagi akal adalah manakala pemiliknya
menganggur dan tak berbuat apa-apa. Orang seperti itu, ibarat mobil yang
berjalan dengan kecepatan tinggi tanpa sopir, akan mudah oleng ke kanan
dan ke kiri.
Bila pada suatu hari Anda mendapatkan diri Anda menganggur tanpa
kegiatan, bersiaplah untuk bersedih, gundah, dan cemas! Sebab, dalam
keadaan kosong itulah pikiran Anda akan menerawang ke mana-mana;
mulai dari mengingat kegelapan masa lalu, menyesali kesialan masa kini,
hingga mencemaskan kelamnya masa depan yang belum tentu Anda alami.
Dan itu, membuat akal pikiran Anda tak terkendali dan mudah lepas kontrol.
Maka dari itu, saya nasehatkan kepada Anda dan diriku sendiri bahwa
mengerjakan amalan-amalan yang bermanfaat adalah lebih baik daripada
terlarut dalam kekosongan yang membinasakan. Singkatnya, membiarkan
diri dalam kekosongan itu sama halnya dengan bunuh diri dan merusak
tubuh dengan narkoba.
Waktu kosong itu tak ubahnya dengan siksaan halus ala penjara Cina;
meletakkan si narapidana di bawah pipa air yang hanya dapat meneteskan
air satu tetes setiap menit selama bertahun-tahun. Dan dalam masa
penantian yang panjang itulah, biasanya seorang napi akan menjadi stres
dan gila.
Berhenti dari kesibukan itu kelengahan, dan waktu kosong adalah
pencuri yang culas. Adapun akal Anda, tak lain merupakan mangsa empuk
yang siap dicabik-cabik oleh ganasnya terkaman kedua hal tadi; kelengahan
dan si "pencuri".
Karena itu bangkitlah sekarang juga. Kerjakan shalat, baca buku,
bertasbih, mengkaji, menulis, merapikan meja kerja, merapikan kamar, atau
berbuatlah sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain untuk mengusir
kekosongan itu! Ini, karena aku ingin mengingatkan Anda agar tidak
berhenti sejenak pun dari melakukan sesuatu yang bermanfaat.
Bunuhlah setiap waktu kosong dengan 'pisau' kesibukan! Dengan
cara itu, dokter-dokter dunia akan berani menjamin bahwa Anda telah
mencapai 50% dari kebahagiaan. Lihatlah para petani, nelayan, dan para
kuli bangunan! Mereka dengan ceria mendendangkan lagu-lagu seperti
burung-burung di alam bebas. Mereka tidak seperti Anda yang tidur di
atas ranjang empuk, tetapi selalu gelisah dan menyeka air mata
kesedihan.


Sumber : La Tahzan Book "Don't Be Sad"

Cara Mudah Menghadapi Kritikan Pedas

Sang Pencipta dan Pemberi rezeki Yang Maha Mulia, acapkali mendapat cacian dan cercaan dari orang-orang pandir yang tak berakal. Maka, apalagi saya, Anda dan kita sebagai manusia yang selalu terpeleset dan salah. Dalam hidup ini, terutama jika Anda seseorang yang selalu memberi, memperbaiki, mempengaruhi dan berusaha membangun, maka Anda akan selalu menjumpai kritikan-kritikan yang pedas dan pahit. Mungkin pula, sesekali Anda akan mendapat cemoohan dan hinaan dari orang lain.
Dan mereka, tidak akan pernah diam mengkritik Anda sebelum Anda masuk ke dalam liang bumi, menaiki tangga ke langit, dan berpisah dengan mereka. Adapun bila Anda masih berada di tengah-tengah mereka, maka akan selalu ada perbuatan mereka yang membuat Anda bersedih dan meneteskan air mata, atau membuat tempat tidur Anda selalu terasa gerah.
Perlu diingat, orang yang duduk di atas tanah tak akan pernah jatuh, dan manusia tidak akan pernah menendang anjing yang sudah mati. Adapun mereka, marah dan kesal kepada Anda adalah karena mungkin Anda mengungguli mereka dalam hal kebaikan, keilmuan, tindak tanduk, atau harta. Jelasnya, Anda di mata mereka adalah orang berdosa yang tak terampuni sampai Anda melepaskan semua karunia dan nikmat Allah yang pada diri Anda, atau sampai Anda meninggalkan semua sifat terpuji dan nilai-nilai luhur yang selama ini Anda pegang teguh. Dan menjadi orang yang bodoh, pandir dan tolol adalah yang mereka inginkan dari diri Anda. Oleh sebab itu, waspadalah terhadap apa yang mereka katakan. Kuatkan jiwa untuk mendengar kritikan, cemoohan dan hinaan mereka. Bersikaplah laksana batu cadas; tetap kokoh berdiri meski diterpa butiranbutiran salju yang menderanya setiap saat, dan ia justru semakin kokoh karenanya. Artinya, jika Anda merasa terusik dan terpengaruh oleh kritikan atau cemoohan mereka, berarti Anda telah meluluskan keinginan mereka untuk mengotori dan mencemarkan kehidupan Anda. Padahal, yang terbaik adalah menjawab atau merespon kritikan mereka dengan menunjukkan akhlak yang baik. Acuhkan saja mereka, dan jangan pernah merasa tertekan oleh setiap upadaya mereka untuk menjatuhkan Anda. Sebab, kritikan mereka yang menyakitkan itu pada hakekatnya merupakan ungkapan penghormatan untuk Anda. Yakni, semakin tinggi derajat dan posisi yang Anda duduki, maka akan semakin pedas pula kritikan itu.
 
Betapapun, Anda akan kesulitan membungkam mulut mereka dan menahan gerakan lidah mereka. Yang Anda mampu adalah hanya mengubur dalam-dalam setiap kritikan mereka, mengabaikan solah polah mereka pada Anda, dan cukup mengomentari setiap perkataan mereka sebagaimana yang diperintahkan Allah,
{Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu."}
(QS. Ali 'Imran: 119)
Bahkan, Anda juga dapat 'menyumpal' mulut mereka dengan
'potongan-potongan daging' agar diam seribu bahasa dengan cara memperbanyak keutamaan, memperbaiki akhlak, dan meluruskan setiap kesalahan Anda. Dan bila Anda ingin diterima oleh semua pihak, dicintai semua orang, dan terhindar dari cela, berarti Anda telah menginginkan sesuatu yang mustahii terjadi dan mengangankan sesuatu yang terlalu jauh untuk diwujudkan.

Sumber : La Tahzan Book "Don't Be Sad"

Biarkan Masa depan Datang Sendiri

{Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agardisegerakan (datang)nya.}
(QS. An-Nahl: 1)
Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi! Apakah Anda mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dlkAhirkan, atau memetik buah-buahan sebelum masak? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum berwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna. Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok, mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin akan terjadi padanya, memikirkan kejadian-kejadian yang akan menimpanya, dan meramalkan bencana-bencana yang bakal ada di dalamnya? Bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan?
Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam gaib dan belum turun ke bumi. Maka, tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum
sampai di atasnya. Sebab, siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu. Bisa jadi kita akan terhenti jalan kita sebelum sampai ke jembatan itu, atau mungkin pula jembatan itu hanyut terbawa arus terlebih dahulu sebelum kita sampai di atasnya. Dan bisa jadi pula, kita akan sampai pada jembatan itu dan kemudian menyeberanginya. Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka-buka alam gaib, dan kemudian terhanyut dalam kecemasan-kecemasan yang baru di duga darinya, adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Pasalnya, hal itu termasuk thulul amal (angan-angan yang terlalu jauh). Secara nalar, tindakan itu pun tak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha perang melawan bayang-bayang. Namun ironis, kebanyakan manusia di dunia ini justru banyak yang termakan oleh ramalan-ramalan tentang kelaparan, kemiskinan, wabah penyakit dan krmjekonomi yang kabarnya akan menimpa mereka. Padahal, semua itu hanyalah bagian dari kurikulum yang diajarkan di "sekolah-sekolah setan".
{Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruhkamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunandaripada-Nya dan karunia.}
(QS. Al-Baqarah: 268)
Mereka yang menangis sedih menatap masa depan adalah yang menyangka diri mereka akan hidup kelaparan, menderita sakit selama setahun, dan memperkirakan umur dunia ini tinggal seratus tahun lagi. Padahal, orang yang sadar bahwa usia hidupnya berada di 'genggaman yang lain' tentu tidak akan menggadaikannya untuk sesuatu yang tidak ada. Dan orang yang tidak tahu kapan akan mati, tentu salah besar bila justru menyibukkan diri dengan sesuatu yang belum ada dan tak berwujud. Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya, dan jangan pula pernah menanti serangan petakanya. Sebab, hari ini Anda sudah sangat sibuk.
Jika Anda heran, maka lebih mengherankan lagi orang-orang yang berani menebus kesedihan suatu masa yang belum tentu matahari terbit di dalamnya dengan bersedih pada hari ini. Oleh karena itu, hindarilah anganangan yang berlebihan.


Sumber : La Tahzan Book "Don't Be Sad"

Yang Lalu Biarlah Berlalu

Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu, sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.
Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam
'ruang' penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam 'penjara' pengacuhan selamanya. Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.
Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda dari bayangan masa lalu!
Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tempatnya terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan Anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa Anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.
Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam al-Qur'an, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, "Itu adalah umat yang lalu." Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.
Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu. Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalunya demikian: "Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya." Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, "Mengapa engkau tidak menarik gerobak?"
"Aku benci khayalan," jawab keledai.
Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puingpuing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya
mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.
Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melibat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan!



Sumber : La Tahzan Book "Don't Be Sad"

Pikirkan Dan Syukurilah!

Artinya, ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan kepada Anda. Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kaki.
{Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.}
(QS. Ibrahim: 34)
Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, Anda memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Anda menguasai kehidupan, tetapi tak pernah mengetahuinya.
{Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan batin.}
(QS. Luqman: 20)
Anda memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki.
{Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?}
(QS. Ar-Rahman: 13)
Apakah Anda mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus menerus tiada henti? Apakah Anda mengira bahwa berdiri tegak di atas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketika patah?
Maka sadarilah, betapa hinanya diri kita manakala tertidur lelap, ketika sanak saudara di sekitar Anda masih banyak yang tidak bisa tidur karena sakit yang mengganggunya? Pernahkah Anda merasa nista manakala dapat menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang di sekitar Anda yang tidak bisa makan dan minum karena sakit?
Coba pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan Anda dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata Anda yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit Anda yang terbebas dari penyakit lepra dan supak. Dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak Anda yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan. Adakah Anda ingin menukar mata Anda dengan emas sebesar gunung Uhud, atau menjual pendengaran Anda seharga perak satu bukit? Apakah Anda mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah Anda, hingga Anda bisu? Maukah Anda menukar kedua tangan Anda dengan untaian mutiara, sementara tangan Anda buntung?
Begitulah, sebenarnya Anda berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempumaan tubuh, tetapi Anda tidak menyadarinya. Anda tetap merasa resah, suntuk, sedih, dan gelisash, meskipun Anda masih mempunyai nasi hangat untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat.
Anda acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga Anda pun lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa Anda mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera. Padahal, sesungguhnya Anda masih memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagian, karunia, kenikmatan, dan lain sebagainya. Maka pikirkan semua itu, dan kemudian syukurilah!
{Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan.}
(QS. Adz-Dzariyat: 21)
Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada diri, keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia di sekeliling Anda. Dan janganlah termasuk golongan
{Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya.}
(QS. An-Nahl: 83) 

Sumber : La Tahzan Book "Don't Be Sad"